![]() |
Foto: PT Garam |
Pada Sabtu, 12 Agustus 2017, sekira pkl 08.00 WIB, sebanyak 27 ribu ton Garam konsumsi berkadar NaCl sekitar 97 persen, yang di Impor oleh pemerintah melaui PT Garam (Persero) Indonesia dari Australia, tiba di terminal Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, oleh PBM Sinar Duta Persada, dengan menggunakan Kapal MV Golden Kiku.
Dengan kedatangan Garam Impor ini, diharapkan dapat mendistorsi harga garam di pasaran secara step by step menurun di kisaran harga Rp 4.500 - 5.000 /Kg dan berangsur di kisaran 4.000 /Kg smpai end user (konssumen).
Hal itu seperti yang disampaikan Sekretaris Perusahaan (Sekper) PT Garam (Persero) Indonesia, Hartono, saat dihubungi beritakorupsi.co melalui telepon selulenya, pada Sabtu, 12 Agustus 2012.
Hartono menjelaskan, Garam konsumsi berkadar NaCl sekitar 97 persen, sebesar 75 ribu ton pemerintah adalah, penugasan dari pemerintah, untuk diprioritsakan kepada IKM (Industri Kecil dan Menegah), dengan pemasukan di 3 pelabuhan yaitu, Ciwandan – Banten, Jawa Barat, sebanyak 25 ribu ton, Tanjung Perak - Surabaya sebanyak 27.500 ton dan Belawan – Medan, sebanyak 22 ribu ton, yang dijadwalkan tiba pada tanggal, 22 Agustus 2017.
“Impor Garam bahan baku untuk Garam konsumsi, dengan kadar NaCl paling sedikit 97 persen sebesar 75.000 ton, adalah Penugasan dari Pemerintah, untuk diprioritaskan pada IKM dengan pemasukan di 3 Pelabuhan yaitu, di Ciwandan - Banten sebanyak 25.000 ton yang sudah datang tanggal, 10 Agustus 2017 pukul 03.00 WIb, dengan Kapal MV. Eco Destiny. Pelabuhan Tanjung Perak - Surabaya sebanyak 27.500 ton, yang datang tanggal 12 Agustus 2017 pukul 03.00 WIB, dengan Kapal MV. Golden Kiku dan Pelabuhan Belawan – Medan, dijadwalkan tiba tanggal, 22 Agustus 2017 sebanyak ribu ton, dengan kapal MV. Uni Challenge,” kata Hartono menjelaskan.
“Dengan kedatangan garam impor ini diharapkan dapat mendistorsi harga garam di pasaran step by step menurun di kisaran end user 4.500 - 5.000 /Kg dan berangsur di kisaran 4.000 /Kg smpai end user,” lanjutnya.
Namun saat ditanya lebih lanjut, apakah sebanyak 27 ribu ton garam yang sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dapat mengatasi kelangkaan dan harga Garam Konsumsi yang terjadi saat ini. Hartono mengakui, belum dapat mengatasi, namun paling tidakm dapat menstimulus untuk mendistorsi harga garam yang melambung tinggi.
“Belum, tetapi minimal bisa menstimulus untuk mendistorsi harga garam yang melambung tinggi, dan akan diprioritaskan ke IKM,” ujarnya.
Terkait pendistribuasian Garam trsebut, Hartono menjelaskan, pihaknya menunggu data dari Disperindag masing-masing Kabupaten/Kota, unntuk mengajukan kuota.
“Kita menunggu data dari Disperindag masing-masing Kabupaten/Kota yang ada di Jatim, sebagian Jateng dan Kalbar, untuk mengajukan kuota, terus kita rekap. Kalau melebihi kuota yang ada, akan kita proposionalkan dan kita jual di toko gudang kita,” pungkasnya.
Pendistribusaian Garam Konsumsi seperti yang disampaikan Hartono, perlu mendapat pengawasan dari berbagai pihak, agar tidak menjadi masalah baru bagi masyarakat. (Redaksi)
Posting Komentar
Tulias alamat email :