JPU Butuh Waktu Tiga Pekan Untuk Pembacaan Surat Tuntutan

<p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7QAzxToMS1QUwP3Cxuhjjke_o2nBbCDSzbvjeJWi0Q-IFUQq1YnPEBssoc-xZ5ed3We5HOVabjQG2TIz6VPMYvV0-lrxUM20_jgmedhDrz0-AfrKUx0cojT0ATV-UFPEiqKAGvJX0-C4/s808/IMG20200908115233+%25281%2529.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="435" data-original-width="808" height="344" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7QAzxToMS1QUwP3Cxuhjjke_o2nBbCDSzbvjeJWi0Q-IFUQq1YnPEBssoc-xZ5ed3We5HOVabjQG2TIz6VPMYvV0-lrxUM20_jgmedhDrz0-AfrKUx0cojT0ATV-UFPEiqKAGvJX0-C4/w640-h344/IMG20200908115233+%25281%2529.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Terdakwa Linda (kanan) dan korban Simone Christine Polhutri (kiri) saat diminta Ketua Majelis Hakim untuk saling bermaafan pada sidang, Selasa, 8 September 2020 (Foto.Dok)</b><br /></td></tr></tbody></table><p></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>"Surat terdakwa Linda ke Pangdam IX Udayana beberapa minggu lalu hingga saat ini tidak mendapat tanggapan, kecuali dari </b></span><span style="font-size: large;"><b>Ombudsman RI "<br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b> </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>BERITA<span style="color: red;">KORUPSI</span>.CO –</b></span> <b><span style="font-size: large;">S</span></b>elasa, 22 September 2020 adalah agenda sidang tuntutan perkara pidana dugaan penghinaan atau pencemaran nama baik Simone Polhutri selaku korban melalui Media Sosial Facebook (FB) dengan terdakwa Linda Fitria, akhirnya tertunda hingga tanggal 29 September 2020<br /><br />Padahal, jadwal sidang yang ditetapkan oleh Ketua Majelis Hakim PN Denpasar I Wayan Sukradana, SH., MH pada tanggal 8 September 2020, untuk agenda  pembacaan surat tuntutan, adalah atas permintaan JPU Eddy Arta Wijaya, SH dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali pada saat dipersidangan<br /><br />Faktanya, permintaan waktu Dua pekan oleh JPU Eddy Arta Wijaya, SH ternyata tak cukup dengan alasan bahwa tuntutan belum siap, sehingga JPU meminta waktu sepekan lagi kepada Majelis Hakim, dan Ketua Majelis Hakimpun memberi waktu sepekan, yaitu pada Selasa, tanggal 29 September 2020<br /><br />Hal itu seperti yang disampaikan oleh terdakwa kepada beritakorupsi.co melalui telepon pada Selasa, 22 September 2020 sekira pukul 13.00 WIB.<br /><br />“Sidang ditunda tanggal 29 karena tuntutan belum siap, jadi Hakim memberi waktu sampai tanggal 29,” kata terdakwa Linda<br /><br />Kasus yang menyeret Linda sebagai terdakwa dugaan penghinaan atau pencemaran nama baik Simone Christine Polhutri melaui Media Sosial (Medsos) Facebook (FB), berawal pada tanggal 14 Mei 2019 lalu karena laporan Simone Christine Polhutri ke Polda Bali pada tanggal 24 Oktober 2019 <br /><br />Antara terdakwa Linda dan Simone adalah berteman di akun Media Sosial Facebook. Selain itu, keduanya sama-sama menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang sama, yaitu Sekolah Dasar Kristen (SDK) Tunas Kasih<br /><br />Pada tanggal 14 Mei 2019 lalu, Linda membuka akun Facebooknya “Linda Paruntu-rempas, dan saat itu Linda melihat dan membaca postingan yang dibuat Simone Christine Polhutri di akun Facebuknya “Simone Christine Lahunduitan” yang berbunyi, “Orang kalo kayanya nanggung kasian ya norak maksimal...casing doang kliatanya orkay taunya kartu kredit banyak, utang smua... diburger king belanja ga sbrapa mau bayar pake kartu kredit ternyata decline semua....terpaksa SOS talipun suaminya minta pertolongan..ngakak guling2, ribut protes sana protes sini ujung-ujung2nya duit kalo ga bisa bayar ngaku aja....gaya selangit maksa ternyata... hare gene masih ada model kamseupay”<br /><br />Setelah terdakwa Linda membacanya, kemudian postingan Simone dibagikan (di Share) dengan menandai (tag) nama Simone Christine serta membuat kalimat dengan tujuannya untuk mengklarifikasi ke Simone yang isinya, “Hati2 omongin orang dibelakang bu... Simone Christine Lahunditan monggo buktikan sini jangan omongin orang dibelakangg...kartu kredit dipake utk promo2 bukan utk dipakai nambah uang dapur....kyknya perlu tunjukin Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya benaran kenyataannya yaa siriik tanda tak mampu Mana laporannyaa sya tungguy jangan omong doangg manaa pengacara manaa manaa? Sya berani tag anda biar ngk fitnah dimna2 bukann berani bicara dibelakang”<br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2La4mziz32nQlNWDp3d5llvfsvdWr2nxrpwREbHcGNG2MAOL-Hat9VLaiCsS7tzZlaSLAJUx05KL_QdQ_7Lku2HdlrFdJlqi1ryMPj3dROw9yDbY2jKDsV4ZwVAqVkNcar-cP13-0KcA/s993/Linda+dan+Simon.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="523" data-original-width="993" height="338" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2La4mziz32nQlNWDp3d5llvfsvdWr2nxrpwREbHcGNG2MAOL-Hat9VLaiCsS7tzZlaSLAJUx05KL_QdQ_7Lku2HdlrFdJlqi1ryMPj3dROw9yDbY2jKDsV4ZwVAqVkNcar-cP13-0KcA/w640-h338/Linda+dan+Simon.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Isi postingan terdakwa dan korban Simone di akun Facebook</b><br /></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>A</b></span>nehnya, bukannya mendapat tanggapan, tetapi justru Linda dilaporkan ke Polda Bali pada tanggal 24 Oktober 2019 dengan Nomor Laporan : LP/413/X/2019/Bali/SPK, atas tuduhan dugaan penghinaan atau pencemaran nama baik<br /><br />Atas laporan itu, penyidik Polda Bali menetapkan Linda sebagai tersangka dan dijerat pasal berlapis, yakni pasal 27 ayat (3) junkto pasal 45 ayat (3) Undang-Undang RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atau pasal 310 ayat (1) dan ayat (2) KUHP atau pasal 311 ayat (1) Kitab Undang-Undanng Hukum Pidana (KUHP)<br /><br />Dan kemudian, oleh penyidik Polda Bali dilimpahkan ke JPU Kejati Bali, dari JPU Kejati Bali dilimpahkan ke PN Denpasar untuk di sidangkan<br /><br />Dalam surat dakwaan JPU Nomor Reg.Perk.PDM-445/DENPA.KTB/06/2020 menyatkan, bahwa dengan hal tersebut sehingga menyebabkan saksi korban Simone Christine Polhutri dan keluarganya merasa malu dan terhina karena apa yang dituduhkan terdakwa tidak benar, apalagi menyamakan dengan “monyet”<br /><br />Perseteruan kedua wanita ini, berawal dari percakapan di WhastApp Group (WAG) orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih pada tanggal 12 Mei 2019. <br /><br />Menurut Linda, kalimat yang diposting Simone di akun Facebooknya pada tanggal 14 Mei 2019, berkaitan dengan perdebatannya di WAG orang tua siswa Kls VI SD Kristen Tunas Kasih pada tanggal 12 Mei 2029, sehinga terdakwa Linda mengklarifikasi kalimat yang diposting Simone.<br /><br />Saat itu (12 Mei 2019), beberapa orang tua siswa Kls VI SDK Tunas Kasih termasuk terdakwa Linda dan suaminya, mengklarifikasi Panitia perpisahan Siswa Kls VI SDK Tunas Kasih, terkait adanya kejadian terhadap anak-anak yang hampir tenggelam saat bermain di Water Park dengan menggunakan Kano di Pantai Nusa Penida dalam acara Perpisahan pada tanggal 11 Mei 2019<br /><br />Awalnya, saat suami terdakwa Linda memberi komentar terhadap Panitia melalui WA Group orang tua Siswa Kls VI SDK Tunas Kasih yang isinya, “Ini papahnya Laura, mengenai kejadiaan di outing. Water sport di bali kalau dipikir  memaang biasanya ada unsur bahayany....  <br /> <br />Kalimat yang dibuat suami terdakwa inilah yang dianggap Simone sebagai tuduhan, dan mengatakan akan melaporkan ke Polisi (“Ini sudah tuduhan ada false dan misleading....saya akan urusa.... Saya tersinggung berat dengan tuduhan ini... saya akan lapor polisi”)<br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAGVLkhqCTjX0DQ8m3RvEWVi5a1St5olCygmkZ69CRd3XeJsFBqTLj_vqdhYXad12iPuQIFPojgaTKO0SStbvFmWRJLinQuihXUKNhWdA1wKdOtiY4-HkaxIGEPwk_fEZKk7oSVTDci3o/s893/IMG20200908111727.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="425" data-original-width="893" height="304" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAGVLkhqCTjX0DQ8m3RvEWVi5a1St5olCygmkZ69CRd3XeJsFBqTLj_vqdhYXad12iPuQIFPojgaTKO0SStbvFmWRJLinQuihXUKNhWdA1wKdOtiY4-HkaxIGEPwk_fEZKk7oSVTDci3o/w640-h304/IMG20200908111727.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Ahli Bahasa Indonesia, Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd (Foto. Dok)</b><br /></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>B</b></span>eberapa kutipan percakan antara terdakwa dan suaminya dengan Simon melalui WhastApp Group orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih pada tanggal 12 Mei 2019 yang dipertanyakan Tim Penasehat Hukum terdakwa pada persidangan tanggal 8 September 2020, maupun yang disampaikan terdakwa kepada beritakorupsi.co adalah;<span style="font-size: xx-small;"> </span><span style="font-size: large;"><b></b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><b>Suami terdakwa  :</b></span> </span>“Ini papahnya Laura, mengenai kejadiaan di outing. Water sport di bali kalau dipikir  memaang biasanya ada unsur bahayany....                                <br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Simone, Pukul 08.41    : </b></span>“Ini sudah tuduhan ada false dan misleading....saya akan urusa....<br /><span style="font-size: large;"><b>Simone, Pukul 08.42    :</b></span> Saya tersinggung berat dengan tuduhan ini... saya akan lapor polisi<br /><br /><span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><b>Suami terdakwa, Pukul 09.14  :</b></span></span> Silahkan lapor kalau keberatan dengan komentar saya, saya tunggu. Yg saya complain adalah tidak adanya peringatan resiko yang memang sudah terjai dan mempertanyakan apa motivasinya<br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Simone, Pukul 09.16   :</b></span> Keteledoran u hadir dirrapat hanya krn tidur dgn enteng jawab ketiduran skrg mau nyalahin panitia? Hehehe mau ngadep mana lo komplein???? Ini aja dah bukti Parah<br /><br /><span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><b>Terdakwa, Pukul 09.58 :</b></span></span> Bu kamu tuh parah, itu urusan aku hadir ngk mau hadir, krna sya sdh percayakan k skolah dn panitia utk keputusannya, dgn syarat amann tentram dan nyaman, kenyataannya sperti ini, sya di kasih  tau amann kok vilannyaa baguss bangeett ternyata kamar anak2 yang kasian kamarnya hotel anak laki2 hehehehe maaf standart sya ngk sperti standart loe Bu<br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Simone, Pukul 10.09   :</b></span> Simone, Pukul 10.09 : Hehehe kalo mau jd orkay beneran<br />rubah deh sikap parahnya...fada Alasan<br /><br /><span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><b>Terdakwa, Pukul 10.09  :</b></span></span> Yg rubah anda bukan saya<br /><span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><b>Terdakwa, Pukul 10.09  :</b></span> </span>Apa hubungannya sma orkay? Anda sirik y<br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Simone, Pukul 10.09  :</b></span> Sudah percayakan kog komplen? Katanya komplen ke panitia? WHO D HELL ARE YOU?<br /><span style="font-size: large;"><b>Simone, Pukul 10.10   :</b></span> Haha sirik? Hahaha kesian<br /><span style="font-size: large;"><b>Simone, Pukul 10.10 :</b></span> Lo blm lagir gue dah main dimonaco<br /><br /><span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><b>Terdakwa, Pukul 10.10 :</b></span></span> Aneh baca baik2 diatas sya komplain krna terjadi sesuatu yg dijaminkan ke qta baca dgn teliti<br /><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;">Terdakwa, Pukul 10.16 :</span> </b></span>yg saya sampaikan adalah concem dan pertanyaan bukan pendapat akhir, yang harusnya dijawab dgn penjelasan. Tapi kalau dijawab balik dgn ancaman ya jadi lucu dan ngga ada komen lagi mengenai jati diri anda yg sudah dibuka sendiri.<br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Simone, Pukul 10.16   :</b></span> Komplen tidak adanya peringatan?????? Emang semuanya dukun????? Kenapa ga ikut waktu inspeksi? Mempertanyakan Motovasi????  Sementara dengan entengnya bilang LUPA, TELAT BANGUN??? mempertanyakan motivasi pada panitia yg kerja dipikir kita mau main uang ya hahahahaha sernentara anda GA hadir rapat karen LUIPA DAN TELAT BANGUN? Rapatnya bukan cuma SEKALI....mempercayakan pada skolah dan panitia? Trus komplen??? Hahahahahahahaha diatas ngomong apa dibawah ngomong apa bolak balik kaya strikaan... yg ada Panitia yg harusnya rnempertanyakan motivasi anda bertanya....<br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Simone, Pukul 10.18  :</b></span> Siapa kamu Suruh2 saya baca baik2??????? Nanti itu tugas lawyer dan petugas yg akan baca baik2 pasal2 apa yg cuco<br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihToX13ROAN2ugifX2WcqXEaiGrctaPz7m5RnG8e0c_TcfE9rEwI6c1Np9SC_9WiHolSLYrjOIWhOyYwIx68yMT-OD5U3F90vVepvngZTPFACbxzXPs8lwPZcH2odf_vfj_iIcz8iLHl4/s2048/IMG20200908115654.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1319" data-original-width="2048" height="412" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihToX13ROAN2ugifX2WcqXEaiGrctaPz7m5RnG8e0c_TcfE9rEwI6c1Np9SC_9WiHolSLYrjOIWhOyYwIx68yMT-OD5U3F90vVepvngZTPFACbxzXPs8lwPZcH2odf_vfj_iIcz8iLHl4/w640-h412/IMG20200908115654.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-size: large;"><b>Y</b></span>ang lebih anehnya lagi adalah, tanggapan Simone yang mengatakan "tersinggung berat dan akan melaporkan ke Polisi" atas kalimat yang dibuat oleh suami terdakwa terkait kejadian di Pantai Nusa Pendia.<br /> <br />Pertanyaannya adalah, apakah kalimat yang dibuat terdakwa Linda termasuk tuduhan terhadap Simone ? Apakah dalam kalimat itu, suami terdakwa Linda menyebut nama Simone atau nama seseorang? Apakah salah jika orang tua siswa bertanya kepada pihak Panitia atau pihak lain yang dianggap bertanggungjawab dalam kegiatan perpisahan siswa Kls VI SDK Tunas Kasih ke Pantai Nusa Penida karena ada kejadian yang tidak disampaikan kepada para orang tua siswa? Haruskah orang tua siswa diam saja ketika mengetahui anak-anak mereka mengalami "musibah?"<br /><br />Lalu mengapa Simone merasa tersinggung sementara panitia lainnya termasuk Guru-guru SDK Tunas Kasih yang membaca percakapan di WA Group itu tidak ikut merasa tersinggung, dan mengapa hanya diam saja menyaksikan atau membacanya?<br /><br />Semua isi percakapan di WA Group itu diperlihatkan oleh terdakwa Linda yang didampingi suaminya dan kelurganya kepada beritakorupsi.co pada Senin, 7 September 2020<br /><br />Yang mengherankan sekaligus pertanyaan bagi diri terdakwa Linda adalah, beberapa orang tua siswa dan Guru Kls VI SDK Tunas Kasih yang ada dalam WA Group tersebut tidak ada yang menjadi saksi bahwa adanya perdebatan antara terdakwa Linda dan Sumainya dengan Simone. Ada Apa ?<br /> <br />Apakah ada "tekanan dari pihak lain” kepada orang tua siswa termasuk guru-guru SDK Tunas Kasih? <i>Bukankah ajaran kasih untuk mengatakan kebenaran?</i><br /><br />Selain itu, ada hal lain yang membuat terdakwa Linda merasa tertekan dan ketakutan setiap kali persidangan, karena kehadiran beberapa anggota TNI yang mendampingi Simone Christine sejak awal persidangan (pembacaan surat dakwaan)<br /><br />Dari pantauan beritakorupsi.co, kehadiran beberapa anggota TNI berpakaian loreng bersama Simone telihat di ruang sidang Tirta Pengadilan Negeri (PN) Denpasar pada tanggal 8 September 2020 saat agenda mendengarkan keterangan Ahli Bahasa Indonesia yang dihadirkan oleh pihak terdakwa<br /><br />Dan itulah sebabnya, sebagai masyarakat spil yang berstatus terdakwa dan merasa ketakutan,  terdakwa Linda pun menyurati Pangdan IX Udanayana dan Ombudsman RI termasuk ke beberapa lembaga/Instansi Pemerintah/negara. <br /><br />Namun menurut Linda, tak satupun suratnya mendapat tanggapan kecuali dari Ombudsman RI perwakilan Provinsi Bali.<br /><br />“Belum ada. Hanya dari Ombudsman,” kata terdakwa Linda. <p></p><p style="text-align: justify;">(*/Jen)<br /></p>

News Pidana JPU Butuh Waktu Tiga Pekan Untuk Pembacaan Surat Tuntutan

Terdakwa Linda (kanan) dan korban Simone Christine Polhutri (kiri) saat diminta Ketua Majelis Hakim untuk saling bermaafan pada sidang, Sela...

»

Ketua PN Denpasar, Dr. H. Sobandi, S.H., M.H : Besok, Sidang Terdakwa Jerinx Dilaksanakan Secara Teleconfrence

<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieE7PUTRAFtvO9O9Xz2KtCqUIWf6YGUdWRfam3ohcDsi4Rcn-eztXXxqU1p0KTcmmz6cGEhkO_OrCWwm31n1MuAJoTVpedFBWiH0OK6fDFvpnnWCy3_aftcb0DxCGaay1QmPJuoJnaRf8/s1588/PN+Denpasar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1588" data-original-width="1252" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieE7PUTRAFtvO9O9Xz2KtCqUIWf6YGUdWRfam3ohcDsi4Rcn-eztXXxqU1p0KTcmmz6cGEhkO_OrCWwm31n1MuAJoTVpedFBWiH0OK6fDFvpnnWCy3_aftcb0DxCGaay1QmPJuoJnaRf8/w504-h640/PN+Denpasar.jpg" width="504" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ketua PN Denpasar, Dr. H. Sobandi, S.H., M.H <br /></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;"><span style="color: #0000ee; font-size: large;"><u>#Pengamanan sidang Jerinx didukung Kepolisian, Tentara dan Satpol PP, dan pendukung terdakwa juga melakukan aksi demo berjalan tertib#</u></span><br /></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCxpT0vzvg9BB7hX37YpJbZtjDz0pTvRALezzXFzIDCw2ls6n_2euSuLKHfONKNzWBNGP5tzLZvY0VMsNuYq5jVmKUMv0qOdY-szKAd2v7orc7zYzJ1YqUF-OdfIo7qB_olqr_qABV-A4/s1275/Ka+PN+Denpasar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>BERITA<span style="color: red;">KORUPSI</span>.CO –</b></span> Selasa, 22 September 2020, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Denpasar akan kembali menggelar sidang kedua perkara Nomor 828/Pid.Sus/2020/PN Dps, atas nama terdakwa I Gede Aryastina Alias Jrinx  dalam kasus Tindak Pidana ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) dugaan penecemaaran nama baik ‘IDI’ melalui Media Sosial (Medsos) Instagram pada Juni 2020.<br /><br />Sidang akan dilaksanakan secara Teleconfrence (Online), yang dimulai sekitar pukul 10.00 Wita sampai dengan selesai, adn disiarkan secara Live streaming (langsung) di Channel YouTube resmi PN Denpasar.<br /><br />Hal itu disampaikan oleh Ketua PN Denpasar Dr. H. Sobandi, S.H., M.H melalui telepon kepada beritakorupsi.co, Senin, 21 September 2020<br /><br />“Persidangan perkara dengan terdakwa Jerinx, akan dilaksanakan secara Teleconfrence (Online) besok Selasa, tanggal 22 September 2020 Jam 10.00 Wita dengan live streaming di Channel YouTube https://youtu.be/-XJRY9XxdOg dan mohon diinformasikan kepada masyarakat,” kata Dr. H. Sobandi, S.H., M.H<br /><br />Saat beritakorupsi.co menanyakan lebih lanjut terkait informasi yang berder, adanya pergantian Majelis Hakim dan jadawal persidangan, Dr. H. Sobandi membantahnya dengan tegas. Sedangkan jadwal sidang yang semula dilaksanakan pada hari Kamis dan kemudian menjadi Selasa, karena bertepatan hari libur Galungan dan Kuningan<br /><br />“Tidak ada pergantian Majelis, meski diminta oleh Tim Penasehat Hukum terdakwa. Sidang semula Kamis, dan digeser ke hari Selasa karena minggu kemaren libur Galungan dan Kuningan,” ujar Dr. H. Sobandi<br /><br />Sedangkan pelaksanaan Sidang secara Teleconference (Online) adalah suatu upaya PN Denpasar maupun Pengadilan Negeri lainnya untuk mencegah dan memutus penyebaran wabah Covid-19 dengan dasar hukum Sema Nomor 1 Tahun 2020 dan SK Dirjen Nomor 379 Tahun 2020<br /><br />Lebih lanjut Ketua PN Denpasar, Dr. H. Sobandi, S.H., M.H menjelaskan kepada beritakorupsi terkait pengamanan, bahwa pihak Kepolisian, Tentara dan Satpol PP mendukungnya. <br /><br />“Alhamdulillah pengamanan sejauh ini berjalan baik, didukung pihak kepolisian ,tentara dan Satpol PP juga. Pendukung terdakwa juga melakukan aksi demo nya berjalan tertib,” ucapnya<br /><br />Terdakwa I Gede Aryastina Alias Jrinx , terseret kasus Pidana dugaan pencemaran nama baik IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Bali, bermula dari postingannya di Media Sosial Instagram pada tanggal 13 Juni 2020 yang isinya, "Gara-gara bangga jadi kacung WHO IDI dan rumah sakit mewajibkan semua orang yang melahirkan dites Covid-19. Sudah banyak bukti jika hasil tes sering ngawur kenapa dipaksakan? Kalau hasil tesnya bikin stres dan menyebabkan kematian pada bayi/ibu, siapa yang tanggung jawab?"<br /><br />Akibatnya, Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali tak terima, dan melaporkannya ke Polda Bali pada tanggal 16 Juni 2020<br /><br />Kemudian, penyidik Polda Bali melakuan penyelidikan dan penyidikan serta menetapkan musisi ini sebagai tersangka, dan menjeratnya dengan Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam (Subsidair)  pasal 28 ayat (2) Jounckto Pasal 45A ayat (2) UU Nomor 19 tahun 2016 Tentang Perubahan atas UU Nomor  11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Jounckto Pasal 64 ayat (1) KUHP, atau (Primair) pasal pasal 27 ayat (3) Jo. Pasal 45 ayat (3) UU No. 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP. (*/Jen)</div></div><p></p>

News Pidana Ketua PN Denpasar, Dr. H. Sobandi, S.H., M.H : Besok, Sidang Terdakwa Jerinx Dilaksanakan Secara Teleconfrence

Ketua PN Denpasar, Dr. H. Sobandi, S.H., M.H #Pengamanan sidang Jerinx didukung Kepolisian, Tentara dan Satpol PP, dan pendukung terdakwa ju...

»

Terdakwa Menunggu Tuntutan JPU, Adakah “Tekanan” Dalam Kasus Ini?

<p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0NYEWVjKCkBRITe3HyUn0ZDmENt9R9u6lmoel_L1o2e7n_N2s3OTCNYx9w73ZSYSAidDcrpUbFPcSyw40mWhCLfqUH1DHgvfCeef2Iz44XDvdHZgcW-7xaqNXk3cDFPepVE9nSXeHopg/s2048/IMG20200908115243.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="2048" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0NYEWVjKCkBRITe3HyUn0ZDmENt9R9u6lmoel_L1o2e7n_N2s3OTCNYx9w73ZSYSAidDcrpUbFPcSyw40mWhCLfqUH1DHgvfCeef2Iz44XDvdHZgcW-7xaqNXk3cDFPepVE9nSXeHopg/w640-h360/IMG20200908115243.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Terdakwa Linda (baju coklat) dan korban Simone saat diminta Majelis Hakim untuk saling memaafkan dan sama-sama membuat postingan di FB yang isinya "sudah tidak ada masalah..." Selasa, 8-9-2020</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr></tbody></table><p></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><u><b>JPU Eddy Arta Wijaya, SH dari Kejati Bali :</b></u> “Maaf, saya tidak berani menjawab, takut salah. Silahkan ke Kasi Penkum. Saya takut salah</span>”<br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-size: small;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0CXaz4hGkk-9Nwl4ROwt0xV3r75dMlFdFp2FlGvVV7jhssEUpjhO9H1BytU5F7Ekp1vqzx-v3X6uA_-h68Mvsvo2CmW5PJWYTo-t9VdcJsEMtWkegQQTYQx7M6sdJglrDaJaoeVwEPc0/s993/Linda+dan+Simon.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="523" data-original-width="993" height="338" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0CXaz4hGkk-9Nwl4ROwt0xV3r75dMlFdFp2FlGvVV7jhssEUpjhO9H1BytU5F7Ekp1vqzx-v3X6uA_-h68Mvsvo2CmW5PJWYTo-t9VdcJsEMtWkegQQTYQx7M6sdJglrDaJaoeVwEPc0/w640-h338/Linda+dan+Simon.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Isi postingan yang dibuat <span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;">terdakwa Linda (atas) yang bertujuan untuk  mengkalirifikasi postingan </span></span>Simone Christine Polhutri (korban) hingga berujung ke Pengadilan Negeri Denpasar<br /></td></tr></tbody></table><br /></span></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-size: small;">Denpasar,</span> Bali, BERITA<span style="color: red;">KORUPSI</span>.CO – </b></span>Besok lusa (Selasa, 22 September 2020), JPU Kejati Bali akan membacakan surat tuntutannya terhadap terdakwa Linda, dalam perkara pidana “Penghinaan atau Pencemaran nama baik” melalui Media Sosia (Medsos) Facebook, Simone Christine Polhutri (sebagai pelapor) di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar Jalan P.B. Sudirman No.1 Denpasar, Bali setelah Dua minggu waktu yang diminta JPU Eddy Arta Wijaya, SH dari Kejati Bali kepada Majelis Hakim pada Pesidangan yang berlangsung Dua pekan lalu (8 September 2020)<br /><br />Namun ada yang menjadi pertanyaan dari berbagai pihak dalam kasus ini. Apakah murni ada perbuatan pidana dalam kalimat yang dibuat terdakwa Linda di Facebook pada tanggal 14 Mei 2019 atau karena “tekanan” dari pihak lain????<br /><br />Sebab, apa yang dibuat terdakwa Linda di Facebooknya pada tanggal 14 Mei 2019 dengan menandai (tag) nama Simone Christi Polhutri (istri seorang perwira TNI AU), adalah semata-mata untuk mengklarifikasi isi kalimat yang posting Simone di Facebooknya pada tanggal 14 Mei 2019<br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVBoM7yYCiTE-zchIaPtM-QXhGtimhk9qtD0fsvFmknHLQzZ4ZKGX13T_6WCL7sSkUAzSIwnU1bC8wy5uCgB3mzOJ0_MCKBTAcMxAwVMpaYra49A9wnlZ7SKrZ0H6sOzS4lAAwt0Jx_vQ/s2048/IMG20200908115654.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="2048" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVBoM7yYCiTE-zchIaPtM-QXhGtimhk9qtD0fsvFmknHLQzZ4ZKGX13T_6WCL7sSkUAzSIwnU1bC8wy5uCgB3mzOJ0_MCKBTAcMxAwVMpaYra49A9wnlZ7SKrZ0H6sOzS4lAAwt0Jx_vQ/w640-h360/IMG20200908115654.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Terdakwa Linda (baju coklat) dan korban Simone saat diminta Majelis Hakim untuk saling memaafkan dan sama-sama membuat postingan di FB yang isinya "sudah tidak ada masalah..." Selasa, 8-9-2020</td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: justify;">Kalimat yang diposting Simone Christi Polhutri di akun Facebooknya pada tanggal 14 Mei 2019 adalah, “Orang kalo kayanya nanggung kasian ya norak maksimal...casing doang kliatanya orkay taunya kartu kredit banyak, utang smua... diburger king belanja ga sbrapa mau bayar pake kartu kredit ternyata decline semua....terpaksa SOS talipun suaminya minta pertolongan..ngakak guling2, ribut protes sana protes sini ujung-ujung2nya duit kalo ga bisa bayar ngaku aja....gaya selangit maksa ternyata... hare gene masih ada model kamseupay”<br /><br />Beberapa jam kemudian, Linda membagikan Postingan Simon dan menandai (tag) nama Simone sendiri serta membuat kalimat, “Hati2 omongin orang dibelakang bu... Simone Christine Lahunditan monggo buktikan sini jangan omongin orang dibelakangg...kartu kredit dipake utk promo2 bukan utk dipakai bambah uang dapu....kyknya perlu tunjukin <b>Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya benaran</b> kenyataannya yaa siriik tanda tak mampu Mana laporannyaa sya tungguy jangan omong doangg manaa pengacara manaa manaa? Sya berani tag anda biar ngk fitnah dimna2 bukann berani bicara dibelakang”<br /><br />Anehnya, bukannya mendapat tanggapan, tetapi justru Linda dilaporkan ke Polda Bali pada tanggal 24 Oktober 2019 dengan Nomor Laporan : LP/413/X/2019/Bali/SPK, atas tuduhan dugaan penghinaan atau pencemaran nama baik sebagaimana dalam dakwaan JPU, yaitu pasal 27 ayat (3) junkto pasal 45 ayat (3) Undang-Undang RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atau pasal 310 ayat (1) dan ayat (2) KUHP atau pasal 311 ayat (1) Kitab Undang-Undanng Hukum Pidana (KUHP)</p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheM4qZ9q0kHJkPyeaTysrYD8unqdgSQGSic58XOl9BFtzhTKF4L5u2pFl5t05maxxV7JQYZqb_ekieVD5-Uv8xN-Y82n9AvTGOO9pvoR5hxM_q6_y8xdrIurWom2JYhH01BTrUtvd55Kw/s2048/IMG20200908115233+%25281%2529.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="2048" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheM4qZ9q0kHJkPyeaTysrYD8unqdgSQGSic58XOl9BFtzhTKF4L5u2pFl5t05maxxV7JQYZqb_ekieVD5-Uv8xN-Y82n9AvTGOO9pvoR5hxM_q6_y8xdrIurWom2JYhH01BTrUtvd55Kw/w640-h360/IMG20200908115233+%25281%2529.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr align="justify"><td class="tr-caption">Terdakwa Linda (baju coklat) dan korban Simone saat diminta Majelis Hakim untuk saling memaafkan dan sama-sama membuat postingan di FB yang isinya "sudah tidak ada masalah..." Selasa, 8-9-2020</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Menurut Linda, kalimat yang diposting Simone di akun Facebooknya pada tanggal 14 Mei 2019, berkaitan dengan perdebatannya di WhastApp Group orang tua siswa Kls VI SD Kristen Tunas Kasih pada tanggal 12 Mei 2029, sehinga terdakwa Linda mengklarifikasi kalimat yang diposting Simone.<br /><br />Saat itu (12 Mei 2019), beberapa orang tua siswa Kls VI SDK Tunas Kasih termasuk terdakwa Linda dan suaminya, mengklarifikasi Panitia perpisahan Siswa Kls VI SDK Tunas Kasih, terkait adanya kejadian terhadap anak-anak yang hampir tenggelam saat bermain di Water Park dengan menggunakan Kano di Pantai Nusa Penida dalam acara Perpisahan pada tanggal 11 Mei 2019<br /><br />Awalnya, saat suami terdakwa Linda memberi komentar terhadap Panitia melalui WA Group orang tua Siswa Kls VI SDK Tunas Kasih yang isinya, “Ini papahnya Laura, mengenai kejadiaan di outing. Water sport di bali kalau dipikir  memaang biasanya ada unsur bahayany....  </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">kalimat yang dibuat suami terdakwa inilah yang dianggap Simone sebagai tuduhan, dan mengatakan akan melaporkan ke Polisi (““Ini sudah tuduhan ada false dan misleading....saya akan urusa.... Saya tersinggung berat dengan tuduhan ini... saya akan lapor polisi”)<br /><br />Yang lebih anehnya lagi adalah, tanggapan Simone yang mengatakan "tersinggung berat dan akan melaporkan ke Polisi" atas kalimat yang dibuat oleh suami terdakwa terkait kejadian di Pantai Nusa Pendia.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pertanyaannya adalah, apakah ada tuduhan yang dilontarkan oleh suami terdakwa Linda kepada Simone atau menyebut nama seseorang ? Apakah salah jika orang tua siswa bertanya kepada pihak Panitia atau pihak lain yang dianggap bertanggungjawab dalam kegiatan perpisahan siswa Kls VI SDK Tunas Kasih ke Pantai Nusa Penida, karena ada kejadian yang tidak disampaikan kepada para orang tua siswa? Haruskah atau wajibkah orang tua siswa diam saja ketika mengetahui anak-anak mereka mengalami "musibah?"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yang mengherankan adalah, beberapa orang tua siswa Kls VI SDK Tunas Kasih yang ada dalam WA Group tidak ada yang menjadi saksi bahwa adanya perdebatan antara terdakwa Linda dan Sumainya dengan Simone. Ada Apa ?</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Apakah ada "tekanan" dari pihak lain kepada guru-guru SDK Tunas Kasih atau orang tua siswa yang ada masuk dalam WA Group orang tua siswa Kls VI SDK Tunas Kasih? <i>Bukankah ajaran kasih untuk mengatakan kebenaran? </i><br /></div><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2T_64YSFrtaGTkqeGaHfWqUbZ4uylgp__dinCWDjnCkIQs5ix7DGv5EJNPmTdDals3KQKzr1FXT7FLHTbZ0mvQ6Rs1Kzeb6m-Yg2X0-qHpkhN9RXMyUjpEkBuBgHX2bnW_TS1s2fs_x4/s1072/IMG_20200908_140224.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="715" data-original-width="1072" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2T_64YSFrtaGTkqeGaHfWqUbZ4uylgp__dinCWDjnCkIQs5ix7DGv5EJNPmTdDals3KQKzr1FXT7FLHTbZ0mvQ6Rs1Kzeb6m-Yg2X0-qHpkhN9RXMyUjpEkBuBgHX2bnW_TS1s2fs_x4/w640-h426/IMG_20200908_140224.jpg" width="640" /></a>Beberapa kutipan percakan antara terdakwa dan suaminya dengan Simon melalui WhastApp Group orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih pada tanggal 12 Mei 2019 yang dipertanyakan Tim Penasehat Hukum terdakwa pada persidangan tanggal 8 September 2020, maupun yang disampaikan terdakwa kepada beritakorupsi.co adalah; <br /></div><p><b>Suami terdakwa  :</b> “Ini papahnya Laura, mengenai kejadiaan di outing. Water sport di bali kalau dipikir  memaang biasanya ada unsur bahayany....                                <br /><br /><b>Simone, Pukul 08.41</b>    : “Ini sudah tuduhan ada false dan misleading....saya akan urusa....<br /><b>Simone, Pukul 08.42</b>    : Saya tersinggung berat dengan tuduhan ini... saya akan lapor polisi<br /><br /><b>Suami terdakwa, Pukul 09.14  :</b> Silahkan lapor kalau keberatan dengan komentar saya, saya tunggu. Yg saya complain adalah tidak adanya peringatan resiko yang memang sudah terjai dan mempertanyakan apa motivasinya<br /><br /><b>Simone, Pukul 09.16   :</b> Keteledoran u hadir dirrapat hanya krn tidur dgn enteng jawab ketiduran skrg mau nyalahin panitia? Hehehe mau ngadep mana lo komplein???? Ini aja dah bukti Parah<br /><br /><b>Terdakwa, Pukul 09.58 :</b> Bu kamu tuh parah, itu urusan aku hadir ngk mau hadir, krna sya sdh percayakan k skolah dn panitia utk keputusannya, dgn syarat amann tentram dan nyaman, kenyataannya sperti ini, sya di kasih  tau amann kok vilannyaa baguss bangeett ternyata kamar anak2 yang kasian kamarnya hotel anak laki2 hehehehe maaf standart sya ngk sperti standart loe Bu<br /><br /><b>Simone, Pukul 10.09   :</b> Simone, Pukul 10.09 : Hehehe kalo mau jd orkay beneran <br />rubah deh sikap parahnya...fada Alasan<br /><br /><b>Terdakwa, Pukul 10.09  :</b> Yg rubah anda bukan saya<br /><b>Terdakwa, Pukul 10.09  </b>: Apa hubungannya sma orkay? Anda sirik y<br /><br /><b>Simone, Pukul 10.09  :</b> Sudah percayakan kog komplen? Katanya komplen ke panitia? WHO D HELL ARE YOU?<br /><b>Simone, Pukul 10.10   :</b> Haha sirik? Hahaha kesian<br /><b>Simone, Pukul 10.10 :</b> Lo blm lagir gue dah main dimonaco <br /><br /><b>Terdakwa, Pukul 10.10 :</b> Aneh baca baik2diatas sya komplain krna terjadi sesuatu yg dijaminkan ke qta baca dgn teliti<br /><br /><b>Terdakwa, Pukul 10.16 :</b> yg saya sampaikan adalah concem dan pertanyaan bukan pendapat akhir, yang harusnya dijawab dgn penjelasan. Tapi kalau dijawab balik dgn ancaman ya jadi lucu dan ngga ada komen lagi mengenai jati diri anda yg sudah dibuka sendiri.<br /><br /><b>Simone, Pukul 10.16   :</b> Komplen tidak adanya peringatan?????? Emang semuanya dukun????? Kenapa ga ikut waktu inspeksi? Mempertanyakan Motovasi????  Sementara dengan entengnya bilang LUPA, TELAT BANGUN??? mempertanyakan motivasi pada panitia yg kerja dipikir kita mau main uang ya hahahahaha sernentara anda GA hadir rapat karen LUIPA DAN TELAT BANGUN? Rapatnya bukan cuma SEKALI....mempercayakan pada skolah dan panitia? Trus komplen??? Hahahahahahahaha diatas ngomong apa dibawah ngomong apa bolak balik kaya strikaan... yg ada Panitia yg harusnya rnempertanyakan motivasi anda bertanya.... <br /><br /><b>Simone, Pukul 10.18  :</b> Siapa kamu Suruh2 saya baca baik2??????? Nanti itu tugas lawyer dan petugas yg akan baca baik2 pasal2 apa yg cuco</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3wNyMwnXwbQgwUCLBNmA4SzeHvRqUT1a0Ngr34Y-9JbQ39wYXXQ05vgYMQUUR_lyf7fIoXd1Em66Psk2NHtstgSlhpsxTE3pxppaBmJaY-moC5KJPBpxRvVlIa57GHDuHK8kR_ZQZTi8/s2048/IMG20200908110434.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="2048" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3wNyMwnXwbQgwUCLBNmA4SzeHvRqUT1a0Ngr34Y-9JbQ39wYXXQ05vgYMQUUR_lyf7fIoXd1Em66Psk2NHtstgSlhpsxTE3pxppaBmJaY-moC5KJPBpxRvVlIa57GHDuHK8kR_ZQZTi8/w640-h360/IMG20200908110434.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;"><b>Pada tanggal 14 Mei 2019</b>, Simone membuat kalimat di akun Facebooknya dan memostingnya yang isinya, “Orang kalo kayanya nanggung kasian ya norak maksimal...casing doang kliatanya orkay taunya kartu kredit banyak, utang smua... diburger king belanja ga sbrapa mau bayar pake kartu kredit ternyata decline semua....terpaksa SOS talipun suaminya minta pertolongan..ngakak guling2, ribut protes sana protes sini ujung-ujung2nya duit kalo ga bisa bayar ngaku aja....gaya selangit maksa ternyata... hare gene masih ada model kamseupay”<br /><br />Beberapa jam kemudian, Linda membaca postingan Simone lalu membagikannya denga menandai (tag) nama Simone serta menulis, “Hati2 omongin orang dibelakang bu... Simone Christine Lahunditan monggo buktikan sini jangan omongin orang dibelakangg...kartu kredit dipake utk promo2 bukan utk dipakai bambah uang dapu....kyknya perlu tunjukin <b>Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya benaran</b> kenyataannya yaa siriik tanda tak mampu Mana laporannyaa sya tungguy jangan omong doangg manaa pengacara manaa manaa? Sya berani tag anda biar ngk fitnah dimna2 bukann berani bicara dibelakang”<br /><br />Dan menurut Ahli Bahasa Indonesia yang juga Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd, kepada Majelis Hakim dalam persidangan Selasa, 8 September 2020 menjelaskan, bahwa kalimat yang dibuat oleh terdakwa Linda bukanlah penghinaan melainkan klarifikasi.<br /><br />“Itu klarifikasi bukan penghinaan,” kata Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd menjelaskan kepada Majelis Hakim atas pertanyaan Penasehat Hukum terdakwa saat itu (Selasa, 8 September 2020)<br /><br />Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd menjelaskan, terdakwa Linda meminta kepada Simone untuk menunjukan “Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya beneran”. Kata “monyet” pada kalimat “Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya beneran” adalah kiasan<br /><br />“Terdakwa Linda meminta kepada Simone untuk menunjukan. Jadi kata “monyet” adalah kiasan.” Kata Guru Besar Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7yPHC9cNHgdfRYSiXFUyRFXoVDCuq69wOEmd2DhmMDckOJjHN6bQxUAP3eSeyv0Z2znOj6frbz0uFmYTVQUStmMBq50WUjs5wiVoOaC6d2hJg7zsABQag4lBL_2o7Afa6BBg97mlPC1k/s2048/IMG20200908115949.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="2048" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7yPHC9cNHgdfRYSiXFUyRFXoVDCuq69wOEmd2DhmMDckOJjHN6bQxUAP3eSeyv0Z2znOj6frbz0uFmYTVQUStmMBq50WUjs5wiVoOaC6d2hJg7zsABQag4lBL_2o7Afa6BBg97mlPC1k/w640-h360/IMG20200908115949.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Menurut Ahli Bahasa Indonesia Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd, bahwa penullisan kata “kaya” yang diartikan sama “seperti” adalah menggunakan huruf “K’<br /></p><div style="text-align: justify;"><br />Apa yang disampaikan oleh Ahli Bahasa Indoesia ini, terdapat juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang diartikan kata “seperti adalah kata “kayak (k-a-y-a-k)<br /><br />Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd juga menjelaskan, bahwa kalimat atau kata-kata di Group WhastApp orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih dan Facebook yang dibuat Simone adalah berkaitan.<br /><br />Hal itu dijelaskan Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd atas pertanyaan Tim Penasehata Hukum terdakwa, terkait kalimat atau kata-kata yang dibuat Simone di Group WhastApp orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih pada tanggal 12 Mei 2019 dengan membacakan dan menunjukan kepada Majelis Hakim (Selasa, 8 September 2020)<br /><br />Bahkan, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd juga mengatakan, bahwa kalimat yang dibuat oleh Simone di Group WhastApp orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih ada “Ancaman”.<br /><br />“Berkaitan. Dan disitu ada ancaman,” kata Guru Besar Undiksha ini.<br /><br />Tak hanya itu. Ahli Hukum Pidana yang juga Dosen Fakultas Hukum Pascasarjasa Universitas Jayabaya Jakarta, Billy Matindas yang dihadirkan Tim Penasehat Hukm terdakwa ke persidangan saat dihubungi beritakorupsi.co melalui Telepon Selulernya mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh terdakwa adalah mengklarifikasi karena ada reaksi ada aksi. Tidak mungkin ada reaksi kalau tidak ada aksi.<br /><br />“Tidak ada unsur pidana dari kalimat yang dibuat oleh terdakwa. Terdakwa mau mengklarifikasi atau bertanya, “mana orang kaya monyet dan mana orang kaya benaran”. Itu adalah reaksi karena ada aksi, dan tidak mungkin ada reaksi kalau tidak ada aksi,” kata Billy melalui sambungan teleponnya<br /><br />Namun sayang, saat beritakorupsi.co hendak mewawancarai atau meminta tanggapan terkait penjelasan Ahli Pidanna maupun Ahli Bahasa Indonesia termasuk keterangan terdakwa dalam persidangan, justru JPU Eddy Arta Wijaya, SH tak mau memberikan tanggapan dengan alasan, takut salah.<br /><br />“Maaf, saya tidak berani menjawab, takut salah. Silahkan ke Kasi Penkum. Saya takut salah,” jawab JPU Eddy diruang sidang. (*/Jen)</div>

News Pidana Terdakwa Menunggu Tuntutan JPU, Adakah “Tekanan” Dalam Kasus Ini?

Terdakwa Linda (baju coklat) dan korban Simone saat diminta Majelis Hakim untuk saling memaafkan dan sama-sama membuat postingan di FB yang ...

»

Ketua Majelis Hakim Perintahkan Terdakwa dan Korban Membuat Postingan Di FB, “Saya Sudah Tidak Ada Masalah...”

<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEishpPvD2Am_Okp-gwDq00EJuxIJMDG21BrPGuAJ5vHUkqr5VDOp5e3hw9nT4OyHDfxSX1u1V9XD2iG5fUJ_qxb09T8pH6tzDlJsD1sCV52URmAxO_4LNrRJMZrg1_ZnJCJmeAb4s5yLeY/s1081/IMG20200908115231.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="608" data-original-width="1081" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEishpPvD2Am_Okp-gwDq00EJuxIJMDG21BrPGuAJ5vHUkqr5VDOp5e3hw9nT4OyHDfxSX1u1V9XD2iG5fUJ_qxb09T8pH6tzDlJsD1sCV52URmAxO_4LNrRJMZrg1_ZnJCJmeAb4s5yLeY/w640-h360/IMG20200908115231.jpg" width="640" /></a></div>                   Terdakwa Linda (kanan) dan korban Simone Christine Polhutri (kiri)<br /><p></p><p><span style="font-size: large;">#JPU Eddy Arta Wijaya, SH dari Kejati Bali, Tak Mau menjawab saat ditanya wartawan seusai persidangan dengan alasan “takut salah”#</span><br /></p><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: large;">BERITA<span style="color: red;">KORUPSI</span>.CO –</span></b> <i>Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 tentang kemerdekaan warga negara untuk berpendapat, baik lisan (berbicara langsung) maupun dalam bentuk tulisan, dan Panca Sila sebagai dasar hukum di negeri ini telah mengatur tentang musyawarah untuk mencapai mufakat dengan semangat kekeluargaan<br /><br />Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 berbunyi : ‘Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum’<br /><br />Dan Pasal 28F UUD 1945 berbunyi ; ‘Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia’<br /><br />Serta Sila ke- 4 Panca Sila berbunyi, ‘Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan’. Pengamalan dari Sila ke- 4 Panca Sila pada butir ke- 4 berbunyi, ‘Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan’.</i><br /><br />Barangkali inilah yang dilaksanakan oleh Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, I Wayan Sukradana, SH., MH dalam sidang perkara Tindak Pidana Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan Nomor Perkara : 623/Pid.Sus/2020/PN Dps, pada Selasa, 8 September 2020<br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPG_KcuPjN5gjUsKMYW-2XeIHvYYCjovX7i84xGNpE-KfSCghE8YDMbUhC5lddbYio4uw-nSEZrbcCfKxi0bEQaqSUOCLA-Rbb7SepARYURzODNXdTVOeZNC_HCK6EszaEMf0w7B6qgBo/s1081/IMG20200908115243.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="608" data-original-width="1081" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPG_KcuPjN5gjUsKMYW-2XeIHvYYCjovX7i84xGNpE-KfSCghE8YDMbUhC5lddbYio4uw-nSEZrbcCfKxi0bEQaqSUOCLA-Rbb7SepARYURzODNXdTVOeZNC_HCK6EszaEMf0w7B6qgBo/w640-h360/IMG20200908115243.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Terdakwa dalam perkara ini adalah Linda Fitria Paruntu, sedangkan korbannya (pelapor) yakni Simone Christine Polhutri. Kedua wanita ini sudah sama-sama kenal, walau tidak begitu akrab. Karena keduanya (Linda dan Simone) mempunyai anak yang sama-sama bersekolah di sekolah yang sama, yaitu Sekolah Dasar Kristen (SDK) Tunas Kasih<br /><br />Anak-anak sama-sama bersekolah di Sekolah Dasar Kristen Tunas Kasih, namun kedua orang tuanya sedang mencari “kasih” alias keadilan melalui Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Bali, yang bermula dari Medsos (Media Sosial) pada tanggal 14 Mei 2019<br /><br />Linda terjerat hukum, karena laporan Simone Christine Polhutri ke Polda Bali pada tanggal 24 Oktober 2019 dengan Nomor Laporan : LP/413/X/2019/Bali/SPK, dengan tuduhan diduga melakukan penghinaan atau pencemaran nama baik Simone, karena Linda membuat kalimat dengan menandai (tag) nama Simone dan membagikannya  yang bertujuan untuk mengkalrifikasi status Facebook Simone pada tanggal 14 Mei 2019, terkait kalimat yang dibuat Simone di status Facebooknya sendiri <br /><br />Kalimat yang dibuat Simone Christine Polhutri di status Facebooknya sendiri pada tanggal 14 Mei 2019 sekitar pukul 5.33 PM yang berbunyi, “Orang kalo kanyanya nanggung kasian ya norak maksimal...casing doang kliatanya orkay taunya kartu kredit banyak, utang smua... diburger king belanja ga sbrapa mau bayar pake kaertu kredit ternyata deline semua....terpaksa SOS talipun suaminya minta pertolongan..ngakak guling2, ribut protes sini ujung-ujung2nya duit kalo ga bisa bayar ngaku aja....gaya selangit maksa ternyata... hare gene masih ada model kamseupay”<br /><br />Kemudian pada tanggal yang sama (14 Mei 2019) sekitar pukul pukul 11.03 PM, Linda Fitria Paruntu membuat kalimat di status Facebooknya yang tujuannya untuk menglarifikasi Simone yang bunyi, “Hati2 omongin orang dibelakang bu... Simone Christine Lahunditan monggo buktikan sini jangan omongin orang dibelakangg...kartu kredit dipake utk promo2 bukan utk dipakai bambah uang dapur....kyknya perlu tunjukin Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya beneran kenyataannya yaa siriik tanda tak mampu Mana laporannyaa sya tungguy jangan omong doangg manaa pengacara manaa manaa? Sya berani tag anda biar ngk fitnah dimna2 bukann berani bicara dibelakang”</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXySo32rMIftb1ISYjMJpmaCZgxU_lAswyO8VZM0IBw9H-z3_VCbvKa0aFkW5RNjKsFymhUrBZuJ9xoIDVd-wlJXPUKpbzEwSzSLsSCMoNE9VEMQw_L0aZPFPs5c3_aZQRWsd5rvTfUFk/s1073/IMG_20200908_140121.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="715" data-original-width="1073" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXySo32rMIftb1ISYjMJpmaCZgxU_lAswyO8VZM0IBw9H-z3_VCbvKa0aFkW5RNjKsFymhUrBZuJ9xoIDVd-wlJXPUKpbzEwSzSLsSCMoNE9VEMQw_L0aZPFPs5c3_aZQRWsd5rvTfUFk/w640-h426/IMG_20200908_140121.jpg" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;">Akbatnya, penyidik Polda Bali dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali menjerat Linda, melakukan tindak pidana dugaan ‘penghinaan atau pencemaran nama baik’ sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 27 ayat (3) junkto pasal 45 ayat (3) Undang-Undang RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atau pasal 310 ayat (1) dan ayat (2) KUHP atau pasal 311 ayat (1) Kitab Undang-Undanng Hukum Pidana (KUHP)<br /><br />Persidangan yang berlangsung dalam 2 (dua) session adalah agenda mendengarkan keterangan Ahli Bahasa Indonesia yang dihadirkan Tim Pensehat Hukum Terdakwa sekaligus agenda pemeriksaan terdakwa dengan Ketua Majelis Hakim I Wayan Sukradana, SH., MH dengan dibantu 2 (dua) Hakim anggota serta Panitra Pengganti.<br /><br />Disela-sela pemeriksaan terdakwa Linda, Ketua Majelis Hakim I Wayan Sukradana, SH., MH meminta korban Simone Christine Polhutri masuk ruang sidang dan duduk disamping kiri terdakwa.<br /><br />Ketua Majelis Hakim berharap, agar perkaraTindak Pidana “penghinaan atau pencemaran nama baik” berakhir samapai “disini” (maksudnya di PN Denpasar) dan meminta kepada keduanya (korban dan terdakwa) sama-sama saling memaafkan serta memerintahkan kepada terdakwa Linda maupun korban Simone untuk membuat atau memposting distatus Facebook masing-masing dengan kalimat, “Saya sudah tidak ada masalah lagi dengan Simone (di status Facebook Linda)” dan ” “Saya sudah tidak ada masalah lagi dengan Linda (di status Facebook Simone). Dan bukti itu agar diserahkan kepada Ketua Majelis Hakim<br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhARSYaPSO_czU_l9BBQNslPimnVqed-aElp-OJTNeM4qAzQZ84PYEAXQ0raXmpxfg1sD7qElfflyqDOrxUWVcoKqcwYj7IpM1f_ugwJF1-mmgPcVENZcb3yN6fCornBZ6L7cH0nhHlgq0/s1080/IMG_20200908_140102.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="715" data-original-width="1080" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhARSYaPSO_czU_l9BBQNslPimnVqed-aElp-OJTNeM4qAzQZ84PYEAXQ0raXmpxfg1sD7qElfflyqDOrxUWVcoKqcwYj7IpM1f_ugwJF1-mmgPcVENZcb3yN6fCornBZ6L7cH0nhHlgq0/w640-h424/IMG_20200908_140102.jpg" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;">Setelah pemeriksaan terdakwa selesai, kini terdakwa menunggu sidang pembacaan surat tuntutan dari JPU. Namun, untuk agenda pembacaan surat tuntutan, JPU membutuhkan waktu selama 2 (dua) pekan. <br /><br />“Tanggal dua dua” jawab JPU Eddy Arta Wijaya, SH saat ditanya Ketua Majelis Hakim<br /><br />Beberapa menit seusai persidangan, saat beritakorupsi.co menemui JPU Eddy Arta Wijaya, SH dari Kejati Bali di ruang persidangan untuk meminta komentarnya terkait persidangan, justru tak mau menjawab dengan alasan ‘takut salah’ dan meminta agar beritakorupsi.co bertanya kepada Kasi Penkum (Kepala Seksi Penerangan Hukum.Red)<br /><br />“Maaf, saya tidak berani, takut salah. Silahkan ke Kasi Penkum. Saya takut salah,” kata JPU Eddy. (Jen)<br /></div>

News Pidana Ketua Majelis Hakim Perintahkan Terdakwa dan Korban Membuat Postingan Di FB, “Saya Sudah Tidak Ada Masalah...”

                   Terdakwa Linda (kanan) dan korban Simone Christine Polhutri (kiri) #JPU Eddy Arta Wijaya, SH dari Kejati Bali, Tak Mau me...

»

Ahli Bahasa Indonesia, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd : “Kaya” Yang Artinya Seperti Menggunakan “K”, “Monyet” Adalah Kata Kiasan

<p></p><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOBpuF84oNWW4YVtu7x9LrCASW2RitJ9wYdaWMOuHiohMWtpnGAkVT36_BLxpB7wb63CmwU53-iEaCOTcyolWWzzVJiLSXkoZDPadRyjiAaXtByNaoSKtI_kBq_p-IfDeWvAI_qmNlkBk/s1081/IMG20200908111727.jpg"><img border="0" data-original-height="608" data-original-width="1081" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOBpuF84oNWW4YVtu7x9LrCASW2RitJ9wYdaWMOuHiohMWtpnGAkVT36_BLxpB7wb63CmwU53-iEaCOTcyolWWzzVJiLSXkoZDPadRyjiAaXtByNaoSKtI_kBq_p-IfDeWvAI_qmNlkBk/w640-h360/IMG20200908111727.jpg" width="640" /></a></div>                                        Ahli Bahasa, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd<br /><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">#Persidangan dihadiri Simone Christine Polhutri (korban) dengan “pengawalan beberapa anggota TNI berpakaian Loreng”#</span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b>BERITA<span style="color: red;">KORUPSI</span>.CO – </b></span>Selasa, 8 September 2020, Sidang lanjutan perkara pidana “Penghinaan atau Pencemaran nama baik” Simone Christine Polhutri (sebagai pelapor) dengan terdakwa Linda Fitria Paruntu kembali digelar di ruang Sidang Tirta Pengadilan Negeri (PN) Denpasar Jalan P.B. Sudirman No.1 Denpasar, Bali<br /><br />Persidangan yang berlangsung dalam 2 (dua) session adalah agenda mendengarkan keterangan Ahli Bahasa Indonesia yang dihadirkan Tim Pensehat Hukum Terdakwa seklaigus agenda pemeriksaan terdakwa dengan Ketua Majelis Hakim I Wayan Sukradana, SH., MH dengan dibantu 2 (dua) Hakim anggota serta Panitra Pengganti. <br /><br />Persidangan juga dihadiri Simone Christine Polhutri selaku korban (pelapor) dengan “pengawalan beberapa anggota TNI berpakaian Loreng”<br /><br />Antara Linda dan Simone sudah sama-sama kenal, walau tidak begitu akrab. Karena keduaanya (Linda dan Simone) mempunyai anak yang sama-sama bersekolah di sekolah yang sama, yaitu Sekolah Dasar Kristen (SDK) Tunas Kasih<br /><br />Terdakwa Linda, didakwa melakukan tindak pidana dugaan “penghinaan atau pencemaran nama baik". Oleh penyidik Polda Bali dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali, menjerat terdakwa Linda dengan pasal berlapis yaitu pasal 27 ayat (3) junkto pasal 45 ayat (3) Undang-Undang RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atau pasal 310 ayat (1) dan ayat (2) KUHP atau pasal 311 ayat (1) Kitab Undang-Undanng Hukum Pidana (KUHP)<br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjddRkIgUhzI8dHhhzZXqCIAVNxWBlHmYBrlebP9-hzVSYzcbHxTArJ2XuNzYw8vdc2eVdOpJrC7NYdaf563s_wEL8LfLWSpygfWYeyCIWTCsJOFKaF4wEUvz0rzgu5k-yuKrDZB4RwslE/s1200/Linda.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="540" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjddRkIgUhzI8dHhhzZXqCIAVNxWBlHmYBrlebP9-hzVSYzcbHxTArJ2XuNzYw8vdc2eVdOpJrC7NYdaf563s_wEL8LfLWSpygfWYeyCIWTCsJOFKaF4wEUvz0rzgu5k-yuKrDZB4RwslE/s16000/Linda.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Linda terjerat hukum, karena laporan Simone Christine Polhutri ke Polda Bali pada tanggal 24 Oktober 2019 dengan Nomor Laporan : LP/413/X/2019/Bali/SPK, dengan tuduhan diduga melakukan penghinaan atau pencemaran nama baik Simone, karena Linda membuat status di facebooknya dengan menandai (tag) lalu membagikannya (sheer) yang bertujuan untuk mengkalrifikasi status Facebook Simone pada tanggal 14 Mei 2019 sekitar pukul 5:33 PM, terkait kalimat yang dibuatnya (Simone)  yang berbunyi,<br /><br />“Orang kalo kayanya nanggung kasian ya norak maksimal...casing doang kliatanya orkay taunya kartu kredit banyak, utang smua... diburger king belanja ga sbrapa mau bayar pake kartu kredit ternyata decline semua....terpaksa SOS talipun suaminya minta pertolongan..ngakak guling2, ribut protes sana protes sini ujung-ujung2nya duit kalo ga bisa bayar ngaku aja....gaya selangit maksa ternyata... hare gene masih ada model kamseupay”<br /><br />Sedangkan kalimat yang dibuat Linda pada tanggal 14 Mei 2019 sekira pukul 11.03 PM adalah berbunyi, “Hati2 omongin orang dibelakang bu... Simone Christine Lahunditan monggo buktikan sini jangan omongin orang dibelakangg...kartu kredit dipake utk promo2 bukan utk dipakai nambah uang dapur....kyknya perlu tunjukin Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya benaran kenyataannya yaa siriik tanda tak mampu Mana laporannyaa sya tungguy jangan omong doangg manaa pengacara manaa manaa? Sya berani tag anda biar ngk fitnah dimna2 bukann berani bicara dibelakang”<br /><br />Anehnya, yang dianggap penghinaan atau pencemaran nama baik adalah bagian dari kalimat yang berbunyi, “............Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya beneran..........”. Kata “kaya monyet” diartikan “seperti monyet”.<br /><br />Yang menjadi permasalahan dalam proses hukum yang menjerat Linda dalam UU ITE oleh penyidik Polda Bali, dan dalam surat dakwaan JPU (Jaksa Penuntut Umum) dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali adalah kata “kaya” yang ditulis Linda di facebook miliknya, diartikan “kaya” sama dengan “seperti”.<br /><br />JPU Kejati Bali dalam surat dakwaannya Nomor Reg.Perk.PDM-445/DENPA.KTB/06/2020 menyatkan, bahwa dengan hal tersebut sehingga menyebabkan saksi korban Simone Christine Polhutri dan keluarganya merasa malu dan terhina karena apa yang dituduhkan terdakwa tidak benar, apalagi menyamakan dengan “monyet”<br /></div><p></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPDRa7NYH5x_xmJ6PDL-Ix3omAhjFVWm3ujJTi0IewFTIjJbuY2PjzUfWiHkMLrTMPC-rnHvAj-R6eF1UY-qBwcE8A0J-3rkaKRbPyZaKyTjWIEEac_RKznOtTF8dLo7wuIBhR1YVvK0U/s1081/IMG20200908110451.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="608" data-original-width="1081" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPDRa7NYH5x_xmJ6PDL-Ix3omAhjFVWm3ujJTi0IewFTIjJbuY2PjzUfWiHkMLrTMPC-rnHvAj-R6eF1UY-qBwcE8A0J-3rkaKRbPyZaKyTjWIEEac_RKznOtTF8dLo7wuIBhR1YVvK0U/w640-h360/IMG20200908110451.jpg" width="640" /></a></div>Sementara Ahli Bahasa Indonesia, Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd, kepada Majelis Hakim dalam persidangan menjelaskan, bahwa kalimat yang dibuat oleh terdakwa Linda bukanlah penghinaan melainkan klarifikasi.<br /><br />“Itu klarifikasi bukan penghinaan,” kata Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd menjelaskan kepada Majelis Hakim atas pertanyaan Penasehat Hukum terdakwa<br /><br />Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd menjelaskan, terdakwa Linda meminta kepada Simone untuk menunjukan “Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya beneran”. Kata “monyet” pada kalimat “Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya beneran” adalah kiasan<br /><br />“Terdakwa Linda meminta kepada Simone untuk menunjukan. Kata “monyet” adalah kiasan.” Kata Guru Besar Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd<br /><br />Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd juga menjelaskan, bahwa kalimat atau kata-kata di Group WhastApp orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih dan Facebook yang dibuat Simone adalah berkaitan.<br /><br />Hal itu dijelaskan Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd atas pertanyaan Tim Penasehata Hukum terdakwa, terkait kalimat atau kata-kata yang dibuat Simone di Group WhastApp orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih pada tanggal 12 Mei 2019 dengan membacakan dan menunjukan kepada Majelis Hakim<br /><br />Bahkan, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd juga mengatakan, bahwa kalimat yang dibuat oleh Simone di Group WhastApp orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih ada “Ancaman”.<br /><br />“Berkaitan. Dan disitu ada ancaman,” kata Guru Besar Undiksha ini.<br /><br />Kalimat yang dibuat Simone di Group WhastApp orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih pada tanggal 12 Mei 2019, bermula dari klarifikasi beberapa orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih termasuk terdakwa Linda dan suaminya, terkait “musibah” yang terjadi saat kegiatan Outing (perpisahan) siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih di Pantai Penida Water Sprot dengan menggunakan Kano pada tanggal 11 Mei 2019<br /><br />Sementara pertanyaan JPU Eddy Arta Wijaya, SH dari Kejati Bali kepada Ahli, juga terkait tujuan terdakwa menulis kalimat yang diposting di Facebook. Dan menurut Ahli, bahwa itu adalah untuk menanyakan Simon <p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaQx_jQw7udRCkEtong1cPdgUaJPHtuGd6ciAi0t2LwZ7iNRdHTltKqrMX2TiYe_r9btIf8QcaHqV4_4kCsARtre3aNDebwxfWqCJaf9y5RwlAd6vtPU7BHZvGRk333MJn558XidZ3aAg/s1081/IMG20200908104041.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="608" data-original-width="1081" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaQx_jQw7udRCkEtong1cPdgUaJPHtuGd6ciAi0t2LwZ7iNRdHTltKqrMX2TiYe_r9btIf8QcaHqV4_4kCsARtre3aNDebwxfWqCJaf9y5RwlAd6vtPU7BHZvGRk333MJn558XidZ3aAg/w640-h360/IMG20200908104041.jpg" width="640" /></a></div><p>Beberapa kutipan percakan antara terdakwa dan suaminya dengan Simon melalui Group WhastApp orang tua siswa Kelas VI SDK Tunas Kasih pada tanggal 12 Mei 2019 yang dipertanyakan Tim Penasehat Hukum terdakwa, maupun yang disampaikan terdakwa kepada beritakorupsi.co adalah;</p><p>Suami terdakwa          : “Ini papahnya Laura, mengenai kejadiaan di outing. Water sport di bali kalau  <span>    </span>                                      dipikir  memaang biasanya ada unsur bahayany....                                </p><p>Simone, Pukul 08.41 Wita     : “Ini sudah tuduhan ada false dan misleading....saya akan urusa....</p><p>Simone, Pukul 08.42 Wita     : Saya tersinggung berat dengan tuduhan ini... saya akan lapor polisi</p><p>Suami terdakwa, Pukul 09.14 Wita : Silahkan lapor kalau keberatan dengan komentar saya, saya        <span>    </span>                                                          tunggu. Yg saya complain adalah tidak adanya peringatan resiko <span>    </span>                                                          yang memang sudah terjai dan mempertanyakan apa motivasinya<br />Simone, Pukul 09.16 Wita        : Keteledoran u hadir dirrapat hanya krn tidur dgn enteng jawab <span>    </span>                                                    ketiduran skrg mau nyalahin panitia? Hehehe mau ngadep mana lo <span>    </span><span>    </span><span>    </span>                                                komplein???? Ini aja dah bukti Parah</p><p>Terdakwa, Pukul 09.58 Wita     : Bu kamu tuh parah, itu urusan aku hadir ngk mau hadir, krna sya <span>    </span>                                                    sdh percayakan k skolah dn panitia utk keputusannya, dgn syarat <span>    </span>                                                    amann tentram dan nyaman, kenyataannya sperti ini, sya di kasih <span>    </span>                                                    tau amann kok vilannyaa baguss bangeett ternyata kamar anak2 <span>    </span>                                                    yang kasian kamarnya hotel anak laki2 hehehehe maaf standart sya <span>    </span>                                                    ngk sperti standart loe Bu</p><p>Simone, Pukul 10.09 Wita        : Simone, Pukul 10.09 : Hehehe kalo mau jd orkay beneran rubah deh <span>    </span>                                                   sikap parahnya...fada Alasan</p><p>Terdakwa, Pukul 10.09             : Yg rubah anda bukan saya</p><p>Terdakwa, Pukul 10.09             : Apa hubungannya sma orkay? Anda sirik y</p><p>Simone, Pukul 10.09                : Sudah percayakan kog komplen? Katanya komplen ke panitia? WHO <span>    </span>                                                   D HELL ARE YOU?</p><p>Simone, Pukul 10.10                : Haha sirik? Hahaha kesian <br /></p><p>Simone, Pukul 10.10 : Lo blm lagir gue dah main dimonaco </p><p>Terdakwa, Pukul 10.10 : Aneh baca baik2diatas sya komplain krna terjadi sesuatu yg dijaminkan ke qta <span>    </span>                                    baca dgn teliti</p><p>Terdakwa, Pukul 10.16 : yg saya sampaikan adalah concem dan pertanyaan bukan pendapat akhir, yang <span>    </span>                                    harusnya dijawab dgn penjelasan. Tapi kalau dijawab balik dgn ancaman ya <span>    </span>                                       jadi lucu dan ngga ada komen lagi mengenai jati diri anda yg sudah dibuka <span>    </span>                                       sendiri.</p><p>Simone, Pukul 10.16   : Komplen tidak adanya peringatan?????? Emang semuanya dukun????? <span>    </span>                                      Kenapa ga ikut waktu inspeksi? Mempertanyakan Motovasi???? <span>    </span>                                      Sementara dengan entengnya bilang LUPA, TELAT BANGUN??? <span>    </span>                                      mempertanyakan motivasi pada panitia yg kerja dipikir kita mau main <span>    </span>                                      uang ya hahahahaha sernentara anda GA hadir rapat karen LUIPA <span>    </span>                                      DAN TELAT BANGUN? Rapatnya bukan cuma SEKALI....<span></span>mempercayakan <span>    </span>                                      pada skolah dan panitia? Trus komplen??? Hahahahahahahaha diatas ngomong <span>    </span><span>    </span><span>    </span><span>    </span><span>    </span>                   apa dibawah ngomong apa bolak balik kaya strikaan... yg ada Panitia yg <span>    </span>                                      harusnya rnempertanyakan motivasi anda bertanya.... </p><p>Simone, Pukul 10.18 Wita        : Siapa kamu Suruh2 saya baca baik2??????? Nanti itu tugas lawyer dan <span>    </span>                                                 petugas yg akan baca baik2 pasal2 apa yg cuco</p><p>“Ini kan tidak ada kaitannya dengan pribadi-pribadi. Tapi Bu Simone justru menyerang pribadi saya lewat chat Group orang tua siswa. Di Group WA itu ada beberapa orang tua siswa yang komplain atas kejadian saat Outing tanggal 11 Mei 2019, karena ada anak-anak yang hampir tenggelam menggunakan Kano, tapi Bu Simone malah menyerang pribadi saya dan mensher chat pribadi saya dengan Bu Nana di Group WA orang tua siswa dan mempermalukan saya. Salahkah saya bertanya atau mengkonfirmasi?,” kata Linda dengan nada bertanya seusai persidangan.</p><p>Sebelumnya, Ahli Hukum Pidana yang juga Dosen Fakultas Hukum Pascasarjasa Universitas Jayabaya Jakarta, Billy Matindas yang juga dihadirkan Tim Penasehat Hukm terdakwa ke persidangan saat dihubungi beritakorupsi.co melalui Telepon Selulernya mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh terdakwa adalah mengklarifikasi karena ada reaksi ada aksi. Tidak mungkin ada reaksi kalau tidak ada aksi.</p><p>“Tidak ada unsur pidana dari kalimat yang dibuat oleh terdakwa. Terdakwa mau mengklarifikasi atau bertanya, “mana orang kaya monyet dan mana orang kaya benaran”. Itu adalah reaksi karena ada aksi, dan tidak mungkin ada reaksi kalau tidak ada aksi,” kata Billy melalui sambungan teleponnya, Selasa, 18 Agustus 2020 sekira pukul 16.00 WIB (*/Jen).</p><p></p>

News Pidana Ahli Bahasa Indonesia, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd : “Kaya” Yang Artinya Seperti Menggunakan “K”, “Monyet” Adalah Kata Kiasan

                                        Ahli Bahasa, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd #Persidangan dihadiri Simone Christine Polhutri (korba...

»

Terdakwa Linda Fitria Paruntu : Salahkah bertanya, ‘Mana Orang Kaya Monyet Dan Mana Orang Kaya Benaran?’

<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh3VuFBaICSDDyPa3aA1bU-LR0DXD9cM3UoXnu9ny4YK3nbJkHfniLlnF94t-4bo1xPRVmBVoEiy_eMUxGO6USmfQW7pxxf0N5WYyFJFKKp2KHb9iIGu_FFDNDlKjpx46THMtX1NR3A4o/s2048/Linda_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh3VuFBaICSDDyPa3aA1bU-LR0DXD9cM3UoXnu9ny4YK3nbJkHfniLlnF94t-4bo1xPRVmBVoEiy_eMUxGO6USmfQW7pxxf0N5WYyFJFKKp2KHb9iIGu_FFDNDlKjpx46THMtX1NR3A4o/s640/Linda_1.jpg" /></a><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: x-large;"><b>BERITA<span style="color: red;">KORUPSI</span>.CO – </b></span>Masyarakat haruslah lebih berhati-hati untuk menggunakan Media Sosisal (Medosos) kalau tidak mau bernasib tragis sebagai tersangka/terdakwa, misalnya saat membuat tulisan yang menceritakan suatu kejadian, maupun yang sifatnya bertanya atau menanyakan kepada seseorang dengan kalimat yang dapat diartikan sebagai penghinaan atau pencemaran nama baik.</span> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dan tak sedikit masyarakat pengguna Medsos yang masuk penjara karena postingannya dianggap melakukan penghinaan atau pencemaran nama baik seseorang, apalagi menyangkut nama baik pengusa, pejabat negara termasuk keluarganya. </span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Walaupun dalam UUD 1945 dan Panca Sila sebagai dasar hukum yang tertinggi telah mengatur tentang musyawarah untuk mencapai mufakat dengan semangat kekeluargaan. Dalam Sila ke- 4 Panca Sila berbunyi, ‘Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan’. Pengamalan Sila ke- 4 Panca Sila pada butir ke- 4 berbunyi, ‘Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan’.</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tetapi yang terjadi di masyarakat pengguna Medsos yang dianggap melakukan penghinaan atau pencemaran nama baik seseorang</span> <span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">terlebih adanya perbedaan status sosial, harkat dan martabat si penulis dengan yang dimaksud, maka bisa jadi, jalur hukum sebagai jalan penyelesaian terakhir. Dimana si pengguna Medsos yang dianggap melakukan penghinaan atau pencemaran nama baik, akan dijerat Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nasib tragis itu kini dialami oleh Linda Fitria Paruntu (37) warga Jimbaran, Badung, Denpasar, Bali yang saat ini berstatus terdakwa di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Bali dalam kasus perkara Tindak Pidana Penghinaan atau pencemaran nama baik Simone Christine Polhutri (sebagai pelapor) istri anggota TNI AU berpangkat Klonel.</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Antara Linda dan Simone sudah sama-sama kenal, walau tidak begitu akrab. Karena keduaanya (Linda dan Simone) mempunyai anak yang sekolah di sekolah yang sama, yakni Sekolah Dasar (SD) Tunas Kasih</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggfyiHYF_phVf0daxKHwrOCoKPi-WqHapZPVTeOmtBzoRelzJbojOn3Nb_1YeuuvwWyhKfNghWhwuedvjPd2gd7Wl0S97xhbEwAG403NzlKZU6wt9omZxLf4P4ShKvXUWlX5FTEzRn504/s1779/linda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1525" data-original-width="1779" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggfyiHYF_phVf0daxKHwrOCoKPi-WqHapZPVTeOmtBzoRelzJbojOn3Nb_1YeuuvwWyhKfNghWhwuedvjPd2gd7Wl0S97xhbEwAG403NzlKZU6wt9omZxLf4P4ShKvXUWlX5FTEzRn504/s640/linda.jpg" width="640" /></a><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini disampaikan Linda Fitria Paruntu bersama suaminya kepada beritakorupsi.co melalui App Zoom Meeting beberapa waktu lalu.</span> </div><p style="text-align: justify;"></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Kasus saya Undang-Undang ITE. Saya dilaporkan Bu Simone Christine Polhutri. Dia istri anggota TNI Angkatan Udara, Klonel. Sudah sidang di Pengadilan Denpasar. Tapi saya merasa takut dan tertekan karena banyak anggota TNI di dalam sidang. Empat kali sidang selalu ada anggota TNI. Kemaren (Selasa, 18 Agustus 2020) sidang ke empat, ada tiga anggota TNI. Saya merasa tertekan,” kata Linda mengawali ceritanya dengan didampingi suami tercintanya.</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kasus yang menjerat Linda Fitria Paruntu juga berbuntut ke suaminya yang saat ini berstatus tersangka di Polda Bali atas laporan Simone Christine Polhutri, dengan Nomor Laporan : LP/292/VIII/2019/BALI/SPKT. Hanya saja yang membedakan adalah, suami Linda tidak dijerat UU ITE, melainkan pasal 310 ayat (1) atau 315 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) </span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Suami saya juga jadi tersangka karena laporan Bu Simone. Suami saya dituduh memaki Bu Simone saat bertemu di sekolah, dengan kata an**ng, mo****et dan lo***te. Padahal tidak ada sama sekali kata seperti itu. Suami saya hanya menanyakan, ‘mengapa melaporkan istri saya Bu’. Dan kebetulan percakapan itu direkam suami saya di Iphonnya,” kata Linda</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Saya menyerahkan rekamannya yang di simpan dalam Flash Disk ke penyidik setelah mengcopy data dari HP Iphone lewat laptop saya. Tetapi enam bulan kemudian saya di tetapkan sebagai tersangka dengan alasan dari penyidik, ‘yang saya serahkan bukanlah HP yang merekam tetapi hanya Flash Disknya saja. Di pemeriksaan sebagai tersangka saya menyerahkan HP saya yang dipakai untuk merekam untuk disita,” lanjut Romi, suami Linda</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Linda pun menceritakan, bahwa apa yang ditulisanya di media sosial facebook miliknya pada tanggal 14 Mei 2019, bukanlah bermaksud “menghina atau mencemarkan nama baik” Simone Christine Polhutri, melainkan untuk mengklarifikasi tulisan Simone Christine Polhutri di facebooknya. </span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun niat Linda untuk mengklarifikasi justru berujung ke proses hukum karena Simone Christine Polhutri melaporkan Linda ke Polda Bali atas tuduhan penghinaan atau pencemaran nama baiknya </span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akibatnya, Simone Christine Polhutri melaporkan Linda ke Polda Bali dengan Nomor Laporan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>: LP/413/X/2019/Bali/SPK, tanggal 24 Oktober 2019, dengan pasal yang dikenakan adalah pasal 27 ayat (3) junkto pasal 45 ayat (3) Undang-Undang RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atau pasal 310 ayat (1) dan ayat (2) KUHP atau pasal 311 ayat (1) Kitab Undang-Undanng Hukum Pidana (KUHP)</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Saya mau mengklarifikasi ke Bu Simone, karena status Bu Simone di facebooknya menjelek-jelekan saya. Sebelumnya Bu Simone menyerang pribadi saya lewat chat Gruop WA (WhastApp) orang tua Kelas VI SD Tunas Kasih. Bu Simone mengatakan, “kalau mau jadi orakay benaran rubah deh sikap parahnya, fada alasan. Who D Hell Are you dan lo belum lagi lahir gue sudah main di Monaco”. Kata Linda dengan menirukan isi chatingan Simone Christine Polhutri yang ditujukan ke Linda lewat Gruop WA orang tua Kelas VI SD Tunas Kasih</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam tulisan Simone</span> <span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Christine Polhutri di facebook miliknya seperti yang disampaikan Linda ke beritakorupsi.co, berbunyi ; “Orang kalo kanyanya nanggung kasian ya norak maksimal...casing doang kliatanya orkay taunya kartu kredit banyak, utang smua... diburger king belanja ga sbrapa mau bayar pake kaertu kredit ternyata deline semua....terpaksa SOS talipun suaminya minta pertolongan..ngakak guling2, ribut protes sini ujung-ujung2nya duit kalo ga bisa bayar ngaku aja....gaya selangit maksa ternyata... hare gene masih ada model kamseupay”</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sementara tulisan Linda dalam facebook miliknya untuk mengklarifikasi tulisan Simone, yaitu, “Hati2 omongin orang dibelakang bu... Simone Christine Lahunditan monggo buktikan sini jangan omongin orang dibelakangg...kartu kredit dipake utk promo2 bukan utk dipakai bambah uang dapu....kyknya perlu tunjukin Mana orang kaya monyet dan mana orang kaya benaran kenyataannya yaa siriik tanda tak mampu Mana laporannyaa sya tungguy jangan omong doangg manaa pengacara manaa manaa? Sya berani tag anda biar ngk fitnah dimna2 bukann berani bicara dibelakang”</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang menjadi permasalahan dan proses hukum yang menjerat Linda dalam UU ITE oleh penyidik Polda Bali, dan surat dakwaan JPU (Jaksa Penuntut Umum) dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali adalah kata “kaya” yang ditulis Linda di facebook miliknya, diartikan “kaya” sama dengan “seperti”. </span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">JPU Kejati Bali dalam surat dakwaannya Nomor Reg.Perk.PDM-445/DENPA.KTB/06/2020 menyatkan, bahwa dengan hal tersebut sehingga menyebabkan saksi korban Simone Christine Polhutri dan keluarganya merasa malu dan terhina karena apa yang dituduhkan terdakwa tidak benar, apalagi menyamakan dengan “monyet”</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ada yang menggelitik dari kalimat yang ditulis terdakwa Linda di facebooknya, yaitu kata awalan “mana” pada kalimat “mana orang kaya monyet dan mana orang kaya benaran” yang tidak diartikan “mana” sebagai kata tanya.</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sedangkan tulisan Linda yang berbunyi, ‘......mana orang kaya monyet dan mana orang kaya benaran.....’ bukan ditujukan terhadap Simone Christine Polhutri. Melainkan mengkonfirmasi chat Simone Christine Polhutri yang ditujukan ke Linda lewat Group WA orang tua siswa Kelas VI SD Tunas Kasih yang mengatakan, ‘kalau mau jadi orakay benaran rubah deh sikap parahnya, fada alasan. Who D Hell Are you dan lo belum lagi lahir gue sudah main di Monaco” dan tulisan Simone di facebook yang berbunyi, ‘Orang kalo kanyanya nanggung kasian ya norak maksimal’.</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anehnya, dari kalimat yang ditulis terdakwa Linda dengan Simone selaku pelapor melalui medsos facebook masing-masing, siapa yang sebenarnya merasa dilecehkan?</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sementara </span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dalam Kamus Bahasa Besar Indonesia ((KBBI) seperti yang dikutip dari https://kbbi.web.id/kaya), arti kata “kaya” (ka - ya) adalah mempunyai banyak harta (uang dan sebagainya). Sedangkan arti kata “mana” (ma – na) adalah kata tanya untuk menanyakan salah seorang atau salah satu benda atau hal dari suatu kelompok (kumpulan)</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut Linda, </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">sebelum Simone Christine Polhutri menuis status di facebook, Simone Christine Polhutri mengirim chatingan lewat Group WA orang tua Kelas VI SD Tunas Kasih yang dianggap menyerang dirinya (Linda) yang tidak ada kaitannya antara pribadi masing-masing, melainkan adanya komplain dari beberapa orang tua Kelas VI SD Tunas Kasih dalam kegiatan Outing kesalah satu wisata di Bali.</span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Ini kan tidak ada kaitannya dengan pribadi-pribadi. Tapi Bu Simone justru menyerang pribadi saya lewat chat Group orang tua siswa. Di Group WA itu ada beberapa orang tua siswa yang komplain atas kejadian saat Outing tanggal 11 Mei 2019, karena ada anak-anak yang hampir tenggelam menggunakan Kano, tapi Bu Simone malah menyerang probadi saya dan memosting chat pribadi saya dengan Bu Nana di Group WA orang tua siswa. Salahkah saya bertanya atau mengkonfirmasi?,” kata Linda dengan nada bertanya. (*)</span><br /><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span> </p>

News Pidana Terdakwa Linda Fitria Paruntu : Salahkah bertanya, ‘Mana Orang Kaya Monyet Dan Mana Orang Kaya Benaran?’

BERITA KORUPSI .CO – Masyarakat haruslah lebih berhati-hati untuk menggunakan Media Sosisal (Medosos) kalau tidak mau bernasib tragis sebaga...

»

Thie Butje Sutedja "Tertipu" Puluhan Milliar Utuk Perkara PK Oleh “ZR” Yang Mangaku Advokat

<p style="text-align: justify;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEumv14QnIdjsQIEnN61JDkNssi-uWZqroKJn0_Snvz-aMBftTRgk9yI6c6uvBikKME56fOrXsVQpbru-6b5tbMAgzML3hUX2-3z0z8JNlrmW35mULfj5foqFi9uw078Vt8xFbwBvTk6g/s1057/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="985" data-original-width="1057" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEumv14QnIdjsQIEnN61JDkNssi-uWZqroKJn0_Snvz-aMBftTRgk9yI6c6uvBikKME56fOrXsVQpbru-6b5tbMAgzML3hUX2-3z0z8JNlrmW35mULfj5foqFi9uw078Vt8xFbwBvTk6g/s640/1.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tugianto, SH, Kuasa Hukum Thie Butje Sutedja   <br /></td></tr></tbody></table></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;"><b>BERITA<span style="color: red;">KORUPSI</span>.CO –</b></span> Thie Butje Sutedja, warga Surabaya, baru menyadari kalau dirinya merasa tertipu milliaran rupiah oleh ZR alias SD alias Gatot pada tahun 2017, karena ZR mengaku mengenal banyak pejabat termasuk di Mahkamah Agung (MA) RI.<br /><br />Pada tahun 2017, ZR alias SD alias Gatot yang mengaku dan bertindak sebagai Advokat, membuat surat kuasa dari Thie Butje Sutedja (pemberi kuasa) terhadap “ZR” alias “SD” alias Gatot (penerima kuasa) untuk mengurus perkara PK (Peninjauan Kembali) di Mahkamah Agung melalui Pengadilan Negeri (PN) Surabaya dalam Perkara PK No. 629/Pdt.G/ PK /2017 .<br /><br />Hal itu disampaikan Tugianto, SH selaku Kuasa Hukum dari Thie Butje Sutedja saat mengadakan Press Rilise dengan sejumlah Wartawan di Depot Nasi Kuning Jln Raya Mulyosari No 280 Surabaya, pada Rabu, 19 Agustus 2020<br /><br />“Klien kami sudah ditipu oleh ZR alias SD alias Gatot, karena saat itu ZR belumlah menjadi seorang advokat, namun sudah bertindak seolah Advokat dengan memberikan janji manis, bahwa perkara Thie Butje Sutedja bisa dimenangkan di tingkat PK,” kata Tugianto, SH di hadapan sejumlah Wartawan,  pada Rabu, 19 Agustus 2020<br /><br />Tugianto mengatakan, bahwa perkara PK milik kliennya (Thie Butje Sutedja) malah kandas. Padahal, ZR menjanjanjikan akan memuuskan jalan di MA<br /><br />“Kalau memang memuluskan jalan seperti yang dijanjikan ZR, nggak mungkin akan kandas. Jangan-jangan uang itu hanya untuk kepentingan pribadinya,” ucap Tugianto.<br /><br />Tugianto menambahkan, apa yang dilakukan oleh ZR adalah pidana penggelapan karena mengaku sebagai Advokat dan membuat surat kuasa sebagai Advokat pada tahun 2017. Padahal ZR baru lulus ujian Advokat pada tahun 2019 melalui Peradi<br /><br />“ZR baru lulus Advocat Peradi di tahun 2019, inilah yang saya maksud penipuannya, yaitu memakai martabat palsu menjadi seorang Advocat pada saat pengurusan perkara itu, dan ini merupakan suatu pidana penggelapan, karena tidak mengembalikan uang milik klien kami,” tegasnya <br /><br />Akibatnya, Thie Butje Sutedja melalui Tim Penasehat Hukumnya akan membuat laporan Polisi ke Polrestabes Surabaya untuk proses hukum.<br /><br />“Besok Kamis (20 Agustus 2020), akan membuat laporan polisi terkait tipu gelap di kepolisian Republik Indonesia Resort Kota Besar Surabaya. Buat para awak media, silahkan untuk datang ke Polrestabes Surabaya. Klien kami hanya ingin minta keadilan dan kebenaran,” pungkasnya <br /><br />Sementara menurut Thie Butje Sutedja, perkenalannya dengan ZR karena dikenalkan oleh S,  yang menyewa tanah miliknya di daerah Jemur Sari Surabaya. <br /><br />“Saya dikenalkan oleh S dengan ZR. Si S menyewa tanah saya di daerah Jemur Sari,” ujar Thie Butje Sutedja <br /><br />Dalam pertemuan itu, lanjut Thie Butje Sutedja, ZR mengaku mengenal banyak pejabat-pejabat Khusunya di Mahkamah Agung<br /><br />“Saya banyak kenal pejabat seperti Luhut Panjaitan, bahkan saya juga sering mengurus  pajak milik Pak Jusuf Kalla, dan kenal hakim MA yaitu Pak Ginting,” kata Thie Butje Sutedja menirukan ucapan ZR<br /><br />Thie Butje Sutedja mengaku, telah mengeluarkan uang sebanyak puluhan milliaran rupiah karena ZR menjanjikan akan memuluskan perkara PK-nya di Mahakamah Agung<br /><br />“Saya sudah mengeluarkan uang sebesar sepuluh milliar untuk pengurusan perkara PK. Awalnya ZR minta 5 milliar untuk memuluskan di Hakim tingkat MA, yaitu terdiri dari lima Hakim. Setelah itu, ZR minta kembali secara bertahap dan saya menurutinya,” ucap Thie Butje Sutedja<br /><br />Reporter : Apri<br />Editor : Jen<br /></p>

News Perdata Pidana Thie Butje Sutedja "Tertipu" Puluhan Milliar Utuk Perkara PK Oleh “ZR” Yang Mangaku Advokat

  Tugianto, SH, Kuasa Hukum Thie Butje Sutedja   BERITA KORUPSI .CO – Thie Butje Sutedja, warga Surabaya, baru menyadari kalau dirinya mera...

»

Ulah Suharminto, Anggota DPRD Tulungagung Di Pendopo Kabupaten “Memalukan”

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-lY6vuC1ZqLzQRqYrENnL-wkeVc7_UZh7_sR1wnqwkScRMQSPod96IGtISTkX_HJOep_6-NpJvsxlDkPte6jbY1PKk64mNXrto7-R8njCQwuRlxlu-NCJ6axaWMiyIVKM3spC0YpMU5s/s1600/Suharminto..jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="700" height="548" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-lY6vuC1ZqLzQRqYrENnL-wkeVc7_UZh7_sR1wnqwkScRMQSPod96IGtISTkX_HJOep_6-NpJvsxlDkPte6jbY1PKk64mNXrto7-R8njCQwuRlxlu-NCJ6axaWMiyIVKM3spC0YpMU5s/s640/Suharminto..jpg" width="640" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: large;">Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo : Tidak melaporkan, harus bersabar dulu<br /><br /><b>BERITA<span style="color: red;">KORUPSI</span>.CO –</b></span> Nama Suharminto, tak asing lagi di mata masyarakat Khususnya  dilingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabuppaten Tulungagung. Sebab Suharminto yang dijuluki sebagai “Powerful” di Kabupaten Tulungagung, Suharminto adalah salah satu anggota DPRD Kabupaten Tulungagung sejak 2014 – 2019 dan 2019 – 2024 dari Fraksi PDIP.<br /><br />Julukan “Powerful” bagi Suharminto, terungkap di sidang perkara Korupsi suap sebesar Rp3.6 milliar terkait pembahasan APBD Kabupaten Tulungagung TA 2015, 2016, 2017 dan 2018 yang  menyeret sang Kakandanya, yaitu Supriyono selaku Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung periode 2014 – 2019 dari keterangan Mat Yani, pejabat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagug, (Selasa, 12 Mei 2020<br /><br />Namun ulah sang “Powerful” yang juga anggota Dewan yang terhormat ini tak layak dihormati bahkan untuk ditiru atas tindakannya saat mendatangi Pendopo Kabupaten Tulungagung untuk menemui Bupati Maryoto Biriwo, pada Jumat, 29 Mei 2020<br /><br />Berdasar informasi yang dihimpun Redaksi beritakorupsi.co, maupun Biro Tulungagung, Kediri dan Trenggalek menyebutkan, bahwa sang Powerful datang ke Pendopo dan merusak meja, memecahkan Toples Nastar yang ada diatasnya dan juga memecahkan Botol Bir yang dibawanya karena tidak bertemu dengan Bupati Maryoto Birowo<br /><br />Anehnya, petugas Sat Pol PP dan anggota Kepolisian yang bertugas di Pendopo hanya menjadi penonton adri aksi “Koboy sang Powerful” itu<br /><br />“Dia (Suharminto) datang ke Pendopo dan merusak meja, memecahkan Toples Nastar dan memecahkan Botol Bir yang dibawanya. Tidak ada yang berani menghalanginya, pada takut. Mungkin dia kecewa karena oarng yang diusungnya tidak jadi dilantik menjadi Kepala Dinas,” kata sumber beritakorupsi.co<br /><br />Saat beritakorupsi.co menghungi Suharminto melalui nomor Hpnya di 08133620XXXX dan 0812305XXXX tak dapat tersambung. Yang ada hanya suara Operator, “Maaf, Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau tidak dapat menerima panggilan”<br /><br />Sementara Bupati Tulungagung Maryoto Birowo juga membenarkan tindakan Suharminto. Namun Bupati Maryoto tak mau melaporkannya ke pihak berwajib karena telah merusak milik pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung<br /><br />“Ia, Dia marah. Saya sudah telepon, tunggu lima menit tapi tidak mau. Untuk sementara tidak melaporkan, harus sabar dulu,” kata Maryoto kepada beritakorupsi.co melalui sambungan telepon, Senin, 1 Juni 2020. (Tim)</div>

News Pemerintahan Pidana Ulah Suharminto, Anggota DPRD Tulungagung Di Pendopo Kabupaten “Memalukan”

Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo : Tidak melaporkan, harus bersabar dulu BERITA KORUPSI .CO – Nama Suharminto, tak asing lagi di m...

»